1. Bunga Bangkai ( Amorphophallus)


Tanaman jenis (genus) Amorphophallus merupakan tumbuhan tropikal dan sub tropikal berasal dari suku (family) talas-talasan (Araceae) yang terdiri dari ratusan sepesies (species).
-
Di Indonesia spesies Amorphophallus yang terkenal adalah spesies “Amorphopallus Titanum” yang lebih dikenal dengan nama “Bunga Bangkai”, endemik (spesies asli dari suatu daerah) dari pulau Sumatera.
Disebut bunga bangkai karena dari bunganya mengeluarkan bau seperti bau bangkai yang membusuk yang dimaksudkan untuk mengundang kumbang dan lalat sebagai penyerbuk bunganya.
-
Tanaman bunga bangkai ini merupakan tumbuhan dengan bunga “majemuk” (jantan dan betina dalam satu bunga) terbesar di dunia dan hidup didaerah hutan hujan (rain forest). Bunga bangkai telah diangkat sebagai bunga resmi bagi Provinsi Bengkulu.
-
“Bunga bangkai” sering dikacaukan atau dicampur adukkan dengan tanaman bunga Rafflesia (spesies Arnolldii) karena memang sama-sama mengeluarkan bau bangkai.


Tanaman bunga bangkai (Amorphopallus Titanum) berbeda sekali dengan tanaman bunga “Rafflesia Arnoldii”.

Tumbuhan bunga bangkai memiliki dua fase kehidupan yang muncul secara bergantian, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya bisa mencapai 6 m. Setelah beberapa tahun, organ vegetatif ini layu dan tinggal umbinya saja. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, maka bunga majemuknya akan muncul (fase generatif). Apabila cadangan makanan kurang, maka akan tumbuh kembali daunnya.
-
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini (bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri).
-
Bunga mekar untuk waktu 1 minggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuklah buah-buah berwarna merah dengan biji pada bekas pangkal bunga. Biji-biji ini dapat ditanam untuk ditumbuhkan. Setelah bunga masak dan seluruh bagian bunga layu, maka umbi akan mengempis dan dorman (tidak aktif untuk periode tertentu). Apabila mendapat cukup air, maka umbi akan bertunas dan dimulailah fase vegetatif.



Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74 m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, Jerman, mekar bunga bangkai dengan ketinggian 2,91 m.
Kebun Raya Cibodas, Indonesia, mengklaim bahwa bunga bangkai yang mekar disana pada tanggal 11 Maret 2004 mencapai ketinggian 3,17 m.

Penyebarannya
Bunga bangkai (Amorphopallus Titanum) sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani dan ahli-ahli penangkar. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung yang betah “menikmati” bau bangkainya.











2. Raflesia Arnoldi
Rafflesia yang banyak di kenal masyarakat adalah jenis rafflesia arnoldii. Jenis ini hanya tumbuh di hutan sumatera bagian selatan, terutama Bengkulu. Satu tempat
yang paling bagus dan mudah untuk menemukan bunga rafflesia arnoldi ini adalah di hutan sepanjang jalan Bengkulu-Curup setelah Kepahyang. Di Bengkulu sendiri, bunga rafflesia telah dijadikan sebagai motif utama batik besurek
Ciri utama yang membedakan rafflesia dengan bunga bangkai secara awam adalah bentuknya yang melebar (bukan tinggi) dan berwarna merah. Ketika mekar, bunga ini bisa mencapai diameter sekitar 1 meter dan tinggi 50 cm. Bunga rafflesia tidak memiliki akar, tangkai, maupun daun.
Bunganya memiliki 5 Ciri utama yang membedakan rafflesia dengan bunga bangkai secara awam adalah mahkota. Di dasar bunga yang berbentuk gentong terdapat bunga sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan.
Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati.


Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat pada tumbuhan merambat (liana) tetrasigma dan tinggal di dalam akar tersebut seperti tali. Sampai saat ini Rafflesia tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesi membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.

Selama 200an tahun tumbuh-tumbuhan dari genus Rafflesiaceae sulit diklasifikasikan karena karakteristik tubuh yang tidak umum. Berdasarkan penelitian DNA oleh para ahli botani di Universitas Harvard baru-baru ini, rafflesia dimasukkan ke dalam family Euphorbiaceae, satu keluarga dengan pohon karet dan singkong. Tapi hal ini masih belum terpublikasi dengan baik.


















3. Bisbul (Diospyros philippensis )

Bisbul( Buah Mentega ) Buah bisbul umumnya dimakan dalam keadaan segar jika matang. Rasanya agak manis, tetapi cukup kering. Daging buahnya juga dapat diiris-iris dan dicampur dengan buah-buahan lain untuk dijadikan rujak. Kayunya licin dan tahan lama, warnanya hitam dan banyak dimanfaatkan di Filipina untuk pembuatan kerajinan tangan. Pohon bisbul sering ditanam di pinggir jalan.

BUAH MENTEGA
Diospyros philippensis (Desr.) Gurke

Nama umum
Indonesia : Buah mentega, bisbul, bisbol, sambolo (Jawa)
Inggris : Velvet apple, butter fruit

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Ebenales
Familia : Ebenaceae
Genus : Diospyros
Spesies : Diospyros philippensis (Desr.) Gurke




Deskripsi

Bisbul berperawakan pohon, berkelamin dua dan selalu hijau, tingginya 7-15(-32) m, diameter pangkal batangnya 50(-80) cm, tajuknya berbentuk kerucut. Daunnya berselang-seling, berbentuk lonjong, berukuran (8-30) cm x (2,5-12) cm, pinggirannya rata, pangkalnya biasanya membundar, ujungnya melancip, menjangat; lembaran daun sebelah atas berwarna hijau tua, berkilap, tak berbulu; lembaran daun sebelah bawah berbulu perak; daun mudanya berwarna hijau pucat sampai merah jambu, berbulu perak; tangkai daunnya mencapai panjang 1,7 cm.

Bunga-bunga jantannya tersusun dalam payung menggarpu, di ketiak daun, terdiri atas 3-7 kuntum; tangkai bunganya pendek; daun kelopaknya berbentuk tabung, bercuping 4 yang~dalam, panjangnya kira-kira 1 cm; daun mahkotanya sedikit lebih besar daripada daun kelopak, berbentuk tabung dan bercuping 4 juga, berwarna putih susu; benang sarinya 24-30 utas, menyatu di pangkalnya, membentuk pasangan-pasangan; bunga betina soliter, berada di ketiak daun, bertangkai pendek, ukurannya sedikit lebih besar daripada bunga jantan, memiliki 4-5(-8) staminodia.

Buahnya bertipe buah buni yang berbentuk bulat atau bulat gepeng, berukuran (5-12) cm x (8-10) cm, berbulu beludru, berwarna coklat kemerahan, di pangkalnya ada topi dari kelopak yang kaku dan tidak rontok; kulit buahnya tipis, tertutup rapat oleh bulu-bulu pendek yang berwarna coklat keemasan, mengeluarkan bau keras yaftg mirip bau keju; daging buahnya berwarna keputih-putihan, keras, agak kering, rasanya manis, sepet, berbau harum.


Bijinya 0-10 butir per buah, berbentuk baji, ukurannya mencapai 4 cm x 2,5 cm x 1,5 cm. Pohon asal benih cenderung tumbuh tegak, kadang-kadang hanya memiliki satu batang tanpa cabang.
Akan tetapi, pohon yang berasal dari sambungan perawakannya pendek dan mengeluarkan lebih banyak cabang lateral. Pohon yang berasal dari semai berbuah 6-7 tahun setelah ditanam, sedangkan yang berasal dari sambungan 3-4 tahun. Pohon bisbul bervariasi terutama dalam bentuk dan perbuluan daun serta bentuk dan rasa buah. Kandungan Nama daerah bisbul di Filipina ialah 'mabolo,' berarti buah berbulu, mengacu kepada buahnya yang berbulu. Buah bisbul memiliki 60-73% dari bagian yang dapat dimakan, yang setiap 100 g berisi: air 83,0-84,3 g, protein 2,8 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 11,8 g, serat 1,8 g, abu 0,4-0,6 g, kalsium 46 mg, fosfor 18 mg, besi 0,6 mg, vitamin A 35 SI, tiamina 0,02 mg, riboflavin dan niasina 0,03 mg, dan vitamin C 18 mg. Nilai energinya rata-rata 332 kJ/100 g.


























4. KEPEL ( Uvaria burahol Blume )


Kepel termasuk tanaman langka di Indonesia. Tumbuhan ini biasa dijumpai di keraton-keraton yang ada di Pulau Jawa. Pohon ini mempunyai arti filosofis tersendiri bagi keraton di samping buahnya berguna untuk memelihara kecantikan puteri-puterinya. Daunnya berkhasiat menurunkan kolesterol.

Uvaria burahol Blume

Nama Indonesia : Kepel, kecindul, simpol, cindul (Jawa), burahol, turalak (Sunda)
Nama Inggris : Kepel (Keppel) Apple

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Magnoliidae


Ordo : Magnoliales
Familia : Annonaceae
Genus : Stelechocarpus
Spesies : Stelechocarpus burahol (Bl.)Hook.F.& Th

Secara geografis pohon kepel ditemui di Pulau Jawa dan Semenanjung Malaysia. Orang Jawa menamainya kepel karena besarnya sekepal tangan orang dewasa.

Tanaman ini tumbuh baik di tanah yang subur, mengandung humus dan lembab di ketinggian 150 sampai 300 meter di atas permukaan laut.

Pohon kepel bisa tumbuh mencapai ketinggian sampai 20 meter. Dengan ketinggian ini pohon kepel amat layak dijadikan pohon peneduh. Bentuk batang pohon ini tegak lurus dengan tajuk berbentuk kerucut sehingga menarik untuk dijadikan tanaman hias. Buah pohon ini tidak tumbuh di dahan seperti pohon lain. Buah kepel tumbuh memenuhi batang pohon.

Daging buah kepel hanya sedikit. Rasa buahnya segar dan manis. Sayang, sebagian besar isi buah dipenuhi oleh biji sehingga tidak ada orang yang tertarik untuk membudidayakannya. Oleh karenanya, lambat laun pohon kepel menjadi langka seperti sekarang ini. Rasa takut kualat rakyat jelata juga menyebabkan pohon kepel menjadi pohon yang langka sekarang.










5. Srikaya Merah ( Annona squamosa L )



Srikaya merah (red sugar apples Bentuk batang bulat(teres), permukaan batang berusuk (costatus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), percabangan pada batang simpodial.Termasuk semak semi-hijau abadi atau pohon yang meranggas mencapai 8m tingginya.Kulit batang coklat muda





Annona squamosa L.
Lokal : Srikaya Merah (Red Sugar Apple)

Taksonomi
*
Kingdom : Plantae
*
Divisio : Magnoliophyta
*
Class : Magnoliopsida
*
Ordo : Magnoliales
*
Familia : Annonaceae
*
Genus : Annona




Species : Annona squamosa

Nama binomial : Annona squamosa L.

Deskripsi

* Permukaan daun mengkilat (nitidus)
* Daging daun seperti kertas (papyraceus)
* Daun majemuk, helaian bentuk elips memanjang sampai bentuk lanset, ujung
tumpul, sampai meruncing pendek, panjang 6--17 cm, lebar 2,5--7,5 cm,
* Daun kelopak segitiga, waktu kuncup bersambung seperti katup, kecil. Mahkota
daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2--2,5 cm, putih
kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang
kedalam sangat kecil atau mereduksi
* Bagian bawah daun sedikit berbulu balig (pubescent) atau melokos (glabrescent)
* Berumah satu (monoecus), berkelamin banci (hermaphroditus)
* Bunga tunggal, dalam berkas, 1-2 berhadapan atau samping daun
* Dasar bunga bentuk tugu (tinggi)
* Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi, penghubung ruang
sari melebar, dan menutup ruang sari
* Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah, ungu tua, kepala putik
duduk rekat menjadi satu dan mudah rontok.
* Merupakan buah buni ganda (buah sejati ganda)
* Buah majemuk agregat
* Berbentuk bulat membengkok di ujung, garis tengah 5-10 cm
* Buahnya berbentuk bulat dengan kulit bermata banyak
* Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat
* Bijinya berwarna coklat tua



Khasiat

Bagian yang digunakan
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat, yaitu daun, akar, buah, kulit kayu, dan bijinya.

Indikasi
Daun digunakan untuk mengatasi:
batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare,
disentri, rectal prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, skabies, kudis, dan ekzema.

Biji digunakan untuk mengatasi:
pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu kepala dan serangga.

Buah muda digunakan untuk mengatasi :
diare, disentri akut, dan gangguan pencernaan (atonik dispepsia).

Akar digunakan untuk mengatasi:
sembelit, disentri akut, depresi mental, dan nyeri tulang punggung.

Kulit kayu digunakan untuk mengatasi:
diare, disentri, dan luka berdarah.







6. Mangga Kelapa


Mangga ini beratnya dapat mencapai antara 0.8-2 kg (yang paling dominan 1 kg-an) per buah. Dinamakan mangga kelapa karena bentuk dan ukuran buahnya mirip Kelapa gading dan berwarna hijau. Daging buahnya tebal dan bijinya relatif kecil , teksturnya lunak tak berserat, dan kandungan airnya banyak. Rasanya manis dan segar. Dibanding varietas mangga yang lain, mangga kelapa ini cukup unik, panjang tangkai buahnya dapat mencapai 0,5 m dan setiap tangkai hanya digantungi satu buah ( Ini adalah salah satu kelemahannya tetapi mangga ini mampu berbuah sepanjang musim sepanjang dirawat dan dipupuk secara benar). Mangga istimewa dan termasuk langka ini diyakini berasal dari Medan, Sumatera Utara.

Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dengan ketinggian antara 0-300 m dpl. Namun demikian, tanaman ini juga masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1.300 m dpl. Jenis tanah yang disukainya adalah tanah yang gembur, berdrainase baik, ber-pH antara 5,5-6, dan dengan kedalaman air tanah antara 50-150 cm. Bagusnya sih dibuat tabulampot saja, karena tanaman ini bertajuk bagus dan tidak terlalu tinggi. Selain itu dengan tabulampot pemberian nutrisi bisa dikontrol dengan lebih .

Pupuk yang perlu diberikan sebaiknya adalah campuran 200 g urea, 500 g TSP, dan 150 g KCl per tanaman dengan ditambah sekitar 20kg pupuk kandang.

Sedangkan untuk perawatan 1 sendok makan phonska (atau disesuaikan dengan besarnya tanaman) sebulan sekali , pupuk NPK cair yang mengandung GA3 21% empat kali per-dua minggu, pada masa berbunga.

Masa panen (honeymoon-nya penghobi buah) ialah sekitar 4-5 bulan (110-150 hari) sejak bunga mekar. Petiklah buah yang masak pohon, cirinya bagian pangkal buah telah membengkak rata dan warnanya mulai menguning. Kalau dipetik saat masih belum tua rasanya agak masam. Pemetikan harus hati-hati, tidak boleh jatuh, dan getahnya tidak boleh mengenai buah mangga tersebut. Umumnya, tanaman mangga berbunga pada bulan Juni-Agustus, jadi perkiraan masa panen adalah pada bulan September-Desember.




















7. Kantung Semar ( Nepenthes sp )

Tanaman langka “kantung semar” (Nepenthes sp) atau yang biasa disebut pemangsa yang manis, banyak terdapat di Cagar Alam Dolok Saut di Desa Raut Bosi, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut.
Tanaman ini banyak dijumpai diatas permukaan laut dengan ketinggian mencapai 3.300 meter.,
Kawasan Cagar Alam tersebut memiliki luas 39 hektar, jaraknya lebih kurang 300 Km arah Selatan Kota Medan.
Dulunya kawasan ini dikenal sebagai Tombak Pagar Besi (hutan berpagar besi) karena oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1924, kawasan hutan ini di pagar besi dan kawat berduri.
Tanaman kantung semar termasuk tumbuhan menjalar atau epifit yang dapat memanjat sampai ketinggian 18 meter ke atas pohon. Diatas ketinggian itu tanaman tersebut mengeluarkan “daun khusus” yang disebut kantung semar ,yang di desain untuk menjebak mangsanya.
Kantung semar bagai bunga pemikat serangga karena daun tanaman ini mengeluarkan madu pada pinggirannya hingga licin mirip bunga sejati.
Serangga yang salah langkah tertarik oleh cairan manis, akan tergelincir dan masuk kedalam cairan yang mengandung enzim pencerna protein.
Menurut data di Balai Konservasi itu kawasan Cagar Alam Dolok Saut merupakan kawasan dengan tipe vegetasi hutan hujan tropika. Daerah tersebut juga dijadikan sebagai tempat perlindungan beberapa jenis flora khas dan endemik dari jenis tumbuhan berdaun jarum seperti Pinus Tapanuli (Pinus Merkusii), Sampinur Bunga (Padacarpus imbricatus) dan Sampinur Tali (Dacrydium junghuhnii).
Berbagai jenis tumbuhan berdaun lebar juga terdapat di kawasan ini seperti, Kemenyan (Styrax sp), Hoting (Quercus sp), Suren (Toona SurenI) dan Haundolik (Euginea Sp).
Sedangkan jenis-jenis fauna yang hidup di kawasan Cagar Alamitu antara lain Babi Hutan (Sus sP0, Siamang (Hylobates sindactylus), Rusa (Cervus unicolor) dan Kambing Hutan (Capricornus sumatrensis).
Trenggiling (Manis javanica) dan berjenis-jenis burung seperti Enggang(Fam Bucerotidae), Pergam (Dracula sp) juga hidup di cagar alam tersebut.











8. Menteng ( Baccaurea racemosa )
Rasanya asam-asam manis. Daging buahnya sangat sedikit karena bijinya besar. Buah ini banyak terdapat di Bogor dan sekitarnya. Di Jawa Tengah, menteng disebut dengan mundung.Sekilas buah menteng mirip dengan buah duku namun tajuk pohonnya berbeda. Rasa buahnya biasanya masam (kecut) meskipun ada pula yang manis.

Menteng dulu biasa ditanam di pekarangan namun sekarang sudah sulit Menteng, kepundung, atau (ke)mundung adalah pohon penghasil buah dengan nama ditemui akibat desakan penduduk dan penanaman tanaman buah lain yang lebih disukai. Tumbuhan ini asli dari Pulau Jawa. Di sekitar Jakarta dan Bogor kadang-kadang masih ditemukan penjual buah menteng.

9. Kemang ( Mangifera caesia )

Buah kemang sejenis mangga, apabila telah matang berwarna kuning kecoklat-coklatan. Buah ini mengeluarkan aroma seperti terpentin. Daging buah berwarna kuning, mengandung banyak cairan dengan rasa asam manis. Buah yang masak dapat dimakan segar, sedang buah yang hampir masak biasanya dimakan untuk campuran rujak.

Daunnya yang masih muda dapat digunakan untuk lalap. Kemang menyebar secara alami di Sumatra, Kalimantan dan Semenanjung Malaya; dan banyak dibudidayakan di Jawa bagian barat, terutama dekat Bogor. Tumbuhan ini terutama menyebar di dataran rendah di bawah 400 m, jarang hingga 800 m dpl. Jenis ini tahan terhadap penggenangan, dan seringkali didapati dekat tepi sungai. Di sebagian wilayah sumatera selatan ada mitos yg meyebutkan jika setumpuk buah durian digabungkan dengan 1 buah kemang dalam 1 malam seluruh buah durian akan merekah terbuka matang.


10. Gandaria ( Bovea macrophylla griffith)


Adalah tanaman yang berasal dari kepulauan Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis, dan banyak dibudidayakan di Sumatera dan Thailand. Gandaria dimanfaatkan buah, daun, dan batangnya. Buah gandaria berwarna hijau saat masih muda, dan sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria. Buah gandaria yang matang berwarna kuning, memiliki rasa kecut-manis dan dapat dimakan langsung. Daunnya digunakan sebagai lalap. Batang gandaria dapat digunakan sebagai papan.




11. Kecapi ( Sandoricum koetjape)


Kecapi, sentul atau ketuat adalah nama sejenis buah dan juga pohon penghasilnya. Kecapi diperkirakan berasal dari Indocina dan Semenanjung Malaya. Berabad-abad yang silam, tumbuhan ini dibawa dan dimasukkan ke India, Indonesia (Borneo, Maluku), Mauritius, dan Filipina, di mana tanaman buah ini kemudian menjadi populer, ditanam secara luas dan mengalami naturalisasi.
Pohon ini ditanam terutama karena diharapkan buahnya, yang berasa manis atau agak masam. Kulit buahnya yang berdaging tebal kerap dimakan dalam keadaan segar atau dimasak lebih dulu, dijadikan manisan atau marmalade.
Kayu kecapi bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan, mudah dikerjakan dan mudah dipoles.
Berbagai bagian pohon kecapi memiliki khasiat obat. Rebusan daunnya digunakan sebagai penurun demam. Serbuk kulit batangnya untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya untuk obat kembung, sakit perut dan diare; serta untuk penguat tubuh wanita setelah melahirkan. Kecapi ada dua macam, yakni dengan daun tua sebelum gugur berwarna kuning dan yang berwarna merah.





12. Bisbul ( Diosphyros blancoi)


Bisbul adalah nama sejenis buah beserta pohonnya. Tumbuhan ini berkerabat dekat dengan kesemek dan kayu hitam. Nama-nama lainnya adalah buah mentega ( bahasa Melayu, merujuk pada daging buahnya ketika masak ), kamagong, tabang atau mabolo ( Tagalog, merujuk pada kulit buahnya yang berbulu halus), marit (Thailand), dan velvet apple (Inggris). Buah bisbol berbentuk bulat, agak pipih. Kulit buah berwarna merah muda, atau jingga kekuning-kuningan dengan bulu halus berwarna kemerahan.

13. Jambu Mawar( Eugenia jambos)

Jambu mawar alias jambu kraton adalah anggota suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara, Dinamai demikian karena buah jambu ini memiliki aroma wangi yang keras seperti mawar. Buah berbentuk hampir bulat, agak lonjong atau melebar pada dasarnya. Garis tengahnya 4 - 5 cm. Bila sudah masak warnanya kuning pucat atau kehijau-hijauan, dengan kulit licin dan agak keras. Warna bijinya coklat. Buah yang sudah masak bisa dimakan segar atau dimasak dulu dicampur dengan buah lainnya serta gula untuk dibuat selai atau jeli.

14. Lobi-lobi ( Flacourtia inermis )


Buah lobi-lobi berukuran kecil, bentuknya agak bundar. Yang sudah masak warnanya merah tua, rasanya asam atau manis, kadang-kadang kelat dengan biji banyak. Buah yang sudah masak digunakan untuk bahan pembuat rujak, sirup, sele, buah kalengan, asinan dan manisan.




15. Rukem ( Flacourtia rukem )

Buah berbentuk bulat, daging buahnya tebal dan mengandung cairan. Buah yang masak berwarna merah kehitaman. Rasanya asam-asam manis,dan berbiji banyak. Dapat dimakan dalam keadaan segar, dan dapat pula dibuat rujak. Bisa juga dibuat manisan dan asinan. Buah yang masih muda dapat digunkan sebagai obat, dan daun mudanya bisa untuk lalap.






Sesuai SK Gubernur DKI Jakarta Nomor : 2359/1987 adalah sebagai berikut :
1. Bisbol (Diospyrosphilipensis)
2. Buah Nona (Annona reticulata)
3. Buni ( Antidesma reticulata)
4. Duku Condet (lansium domesticum var condet)
5. Durian Cipaku (Durio zibhentinus cipaku)
6. Durian Sitokong (Durio zibhentinus sitokong)
7. Gandaria (Buoea macrophila)
8. Gowok (Syzigium polychepalum)
9. Jambu Mawar ( Eugenia jambos)
10. Juwet/Jamblang (eugina Cuminii)
11. Kawista Batu (Feronica lucida)
12. Kapulasan (Nephelium mutabile)
13. Kemang (Mangifera caesia)
14. Kepel/burahol (Stelechocarpus burahol)
15. Kweni (mangifera odorata)
16. Lobi-lobi (Floacourtia inermis)
17. Lechi (Leachi chinensis)
18. Malaka (Phylantus emblica)
19. Mengkudu (Morinda citrifolia)
20. Menteng / Kemundung (Baccuria rasemosa)
21. Mundu ( Garcinta dulcis)
22. Nam-Nam (Cynometro cauliflora)
23. Rakem (Falcourtia rukam)
24. Salak Condet (Salacca edulis cainato)
25. Sawo Kecik (Manilkara kauki)
26. Srikaya (Annona squamosa)

0 komentar:

Posting Komentar